PURBALINGGA – Afik Sarifudin (20), pemuda warga RT 6/RW 1 Desa Krenceng, Kecamatan Kejobong, Purbalingga (Jateng), tewas gantung diri di sel tahanan Mapolsek Bukateja, Jum’at (27/4/2012). Afik baru ditahan sehari setelah melarikan teman facebooknya Oviani Yanuar Ramadyanti (15), siswi Klas 9 A MTs Maarif NU 05 Majasari, Bukateja, Purbalingga, selama 11 hari.
Kasat Reskrim Polres Purbalingga AKP Sarji yang dikonfirmasi Seruu!! Mengatakan, tersangka Afik diketahui tewas saat petugas melakukan pengecekan ke ruang tahanannya di Mapolsek Bukateja.
“Saat pintu diketuk tidak ada jawaban, petugas langsung membuka ruang tahanan dan menemukan Afik dalam posisi menggantung dengan tali yang dibuat dari rumbai-rumbai karpet,” kata Sarji.
Menurut Sarji, jenazah Afik kemudian dibawa ke RSUD Margono Soekarjo Purwokerto untuk dilakukan otopsi.
Seperti diberitakan Seruu!! sebelumnya, setelah menghilang selama kurang lebih 11 hari, Oviani Yanuar Ramadyanti (15), siswi Klas 9 A MTs Maarif NU 05 Majasari, Bukateja, Purbalingga, Kamis (26/4/2012) pukul 00.30 WIB dini hari, akhirnya kembali ke rumahnya. Afik Sarifudin (20), yang membawa kabur Oviani ditangkap di Semarang setelah ditemukan keberadaannya bersama Oviani. Afik kemudian ditahan, dengan tuduhan melarikan anak di bawah umur, dan melakukan perbuatan tidak senonoh kepada korbannya.
Menyusul kepulangan Via, kedua orangtuanya yakni Partomo (32) dan Ny. Mulyatimah (30), menyambutnya dengan gembira dan bersyukur. “Doa saya akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT, karena Via pulang dalam keadaan selamat. Untuk sementara, biarlah dia beristirahat dengan tenang, ” ujar Pratomo.
Via pergi dari rumahnya, Minggu (15/4) jam 16.00 WIB, setelah dijemput mantan pacarnya, Afik (20), warga Desa Krenceng, Kecamatan Kejobong, Purbalingga menggunakan sepeda motor. Saat itu, Via pergi dengan mengenakan celana pendek warna coklat, kaos putih lerek-lerek, dan hanya membawa uang Rp 2000,-.
Via dijemput oleh petugas dari Polsek Bukateja, dan keluarga Via, berangkat dari Bukateja Rabu (25/4) siang menuju ke Semarang. Di sana, Via dan pacarnya Afik ditemukan di sebuah pabrik tahu. Mereka memang bekerja di pabrik tahu, untuk mencukupi kebutuhannya selama dalam pelarian.
Afik dalam penuturannya kepada polisi mengatakan, pada Minggu (15/4) sore sekitar pukul 16.00 WIB, ia menjemput Via di rumahnya, setelah menerima SMS dari Via. Selanjutnya, mereka berdua menuju ke terminal Bukateja, untuk makan mie ayam. Dari sini, mereka naik sepeda motor ke Kota Purbalingga hingga malam. Sebetulnya, ujar Afik, malam itu ia siap mengantar Via pulang ke rumah. Namun Via menolak, dengan alasan, di rumah sering dimarahi oleh ibunya.
Via dijemput oleh petugas dari Polsek Bukateja, dan keluarga Via, berangkat dari Bukateja Rabu (25/4) siang menuju ke Semarang. Di sana, Via dan pacarnya Afik ditemukan di sebuah pabrik tahu. Mereka memang bekerja di pabrik tahu, untuk mencukupi kebutuhannya selama dalam pelarian.
Diperlakukan Tak Senonoh
Selanjutnya malam itu Via dibawa oleh Afik ke Desa Lamuk. Di tengah jalan sepi di desa Lamuk itu Via diperlakukan tak senonoh. “Pada Senin (16/4) sekitar pukul 05.00 WIB, selanjutnya saya mengembalikan sepeda motor Bravo milik saudara saya. Kemudian saya pergi naik mikro bus ke Purwokerto, ” ujar Afik saat diperiksa polisi sehari sebelumnya.
Kabur ke Jakarta, Solo dan Semarang
Dari Purwokerto, Afik dan Via meneruskan perjalanan ke Jakarta. Di Jakarta, Afik pinjam uang Rp 200 ribu ke temannya bernama Niko. Namun selama berada di kota Metropolitan itu, Via tidak betah, lalu pada Selasa (17/4) meneruskan perjalanan ke Solo. Di Solo itulah, mereka menginap di rumah Sugeng, dan dipekerjakan di sebuah pabrik tahu selama kurang lebih lima hari hingga hari Minggu (22/4).
Oleh juragan pabrik tahu, pada Minggu (22/4), Via dan Afik dipindahkan di pabrik lainnya di Semarang. Selama dalam pelarian di Semarang itu, Afik SMS ke saudaranya di Desa Krenceng, yang menyatakan bahwa keadaan dirinya dan Via dalam keadaan baik-baik saja dan sehat wal afiat. Sebab itu, keluarga di Krenceng dan Bukateja tidak usah khawatir dengan keadaannya, karena selama di Semarang juga sudah bekerja di pabrik tahu.
Mengetahui keberadaan mereka berdua di Semarang, akhirnya pihak keluarga dengan minta bantuan dari Polsek Bukateja pada Rabu (25/4) siang melacak keberadaanya, sampai akhirnya ditemukan.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking