Pabrik Wig Purbalingga Kekurangan Ribuan Pekerja
Purbalingga – Vice President PT Bintang Mas Triyasa di Kelurahan Karangsentul, Purbalingga, Yohanes Ferry, mengaku bingung. Pengusaha yang memproduksi bulu mata palsu itu kelabakan karena kekurangan tenaga kerja.
“Kami kekurangan 500 tenaga kerja lagi,” katanya sambil menambahkan saat ini pabriknya memekerjakan 1500 orang. Dari jumlah sebanyak itu, 70 persen diantaranya didominasi oleh wanita.
Selain mengeluhkan sulitnya mendapat tenaga kerja terampil, Fery juga menyayangkan terjadinya praktek ‘loncat kerja’ para karyawan. Ia menilai, pasca lebaran biasanya terjadi gelombang pekerja yang ke luar masuk perusahaan rambut. Hal itu diduga karena adanya iming-iming penghasilan yang lebih menjanjikan dari perusahaan lain.
Kondisi kekurangan buruh pabrik dibenarkan oleh Ketua Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Purbalingga, Saryono. Kata dia, kebutuhan tenaga kerja terampil di beberapa perusahaan penanaman modal asing (PMA) di Purbalingga belum dapat tercukupi.
“Kekurangan tenaga kerja terjadi karena peningkatan produksi dari sejumlah perusahaan,” jelasnya.
Ia menambahkan, salah satu indikator dari kurangnya tenaga kerja adalah dengan banyaknya spanduk lowongan kerja yang dipasang hingga pelosok desa.
Keberadaan pabrik wig dan bulu mata palsu mulai ada di Purbalingga sejak awal tahun 1980, dan belakangan terus bertambah jumlahnya. Kata Saryono, saat ini terdapat 18 perusahaan asing yang sebagian besar dari Korea, dan 14 perusahaan lokal. Tenaga kerja yang terserap di perusahaan asing maupun lokal mencapai hampir 50 ribu tenaga kerja, di mana 90 persen diantaranya adalah wanita.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja itu, Ferry dan Saryono berharap agar Pemkab Purbalingga turut memikirkannya. Menurut mereka hal itu dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada lulusan SMA/SMK di Balai Latihan Kerja (BLK) Rambut.
“Namun sejauh ini, kami melihat BLK itu belum jalan,” ujar Fery.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking